- Period = Jumlah bar/candle yang akan diambil nilainya dhitung dari candle terakhir
- Shift = Memajukan nilai moving average beberapa candle sesuai yang di input
- MA Method = Metode yang akan digunakan dalam menghitung nilai rata-rata
- Apply to = data candle yang akan dihitung nilai rata-ratanya
misal Period diisi 15 dan Apply to low, maka Moving Average akan menampilkan nilai rata-rata harga terendah dari 15 candle sebelumnya.
dan begitu juga jika Apply to High, maka Moving Average akan menampilkan nilai rata-rata harga tertinggi dari 15 candle sebelumnya
biasanya indicator ini digunakan untuk mengetahui trend harga. jika harga berada di atas nilai Moving Average maka trend up, dan begitupun sebaliknya jika berada di bawah Moving Average maka trend down.
tetapi dalam pengembangannya, indicator ini juga bisa digunakan seperti:
-menentukan pivot point.
-mengambil sudut angel dari moving average untuk menentukan apakah harga hanya reversal atau sudah membentuk trend baru.
-entry point dari titik cross dua MA
dan masih banyak lagi fungsi-fungsi MA yang diterapkan ke custom indicator
Moving Average memiliki beberapa method atau jenis perhitungan
Simple Moving Average (SMA)
Perhitungannya dengan menjumlahkan harga yang akan dihitung dibagi dengan period.
Contoh:
kita akan mencari nilai SMA dari 5 close price tiap candle, yang nilai close masing-masing candle adalah 5,7,2,9,3
Code:
SMA=(5+7+2+9+3)/5=5,2
Exponential Moving Average (EMA)
nilai EMA bisa dihitung menggunakan rumus berikut
dilihat dari rumus di atas sangat mudah untuk menghitung nilai EMA karena hanya membutuhkan nilai harga sekarang dan nilai EMA sebelumnya. tapi jika diteliti lagi, darimana kita mendapatkan nilai previouse EMA ? yah kalau ada lagi data sebelumnya tinggal jawab aja dari EMA sebelumnya lagi
sebenarnya EMA previouse itu adalah nilai SMA
contoh perhitungan:
nah data previouse EMA yang ke 6 itu diambil dari perhitungan:
(25+24+28+24+26+27)/6 = 25,666667 (sama dengan menghitung nilai SMA)
nah dari pernyataan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa EMA akan memberikan signal lebih dini dibanding SMA.
Smoothed Moving Average (SMMA)
SMMA memiliki perhitungan bertahap.
- untuk menghitung nilai SMMA awal sama dengan menghitung SMA yaitu (total data dibagi period)
- untuk nilai SMMA ke dua dan seterusnya menggunakan rumus
Code:
SMMA(i) = (SUM1-SMMA1+applied price)/period
contoh:
kita akan menghitung nilai SMMA menggunakan period 3, dari data 1,2,3,4,5,6,7 dst bertahap dari 3 bar pertama
SMMA = (PRICE 1 + PRICE 2 + PRICE 3)/PERIOD
SMMA = (1+2+3)/3 = 2
lalu SMMA pada bar ke 4 dihitung menggunakan rumus:
SMMA = (PREVIOUS SUM - PREVIOUS AVG + data ke 4) / PERIOD
SMMA = (6 - 2 + 4) / 3 = 8 / 3 = 2,67
SMMA pada bar ke 5
SMMA = (8 - 2,67 + 5) / 3 = 10,33/3 = 3,44
SMMA pada bar ke 6
SMMA = (10.33 - 3.44 + 6) / 3 = 12.89 / 3 = 4.30
dst...
Linear Weighted Moving Average (LWMA/WMA)
Pembobotan nilai pada WMA tergantung dari period yang kita tentukan.
semakin besar period maka semakin pesar pembobotan nilai perhitungannya.
WMA bisa dihitung menggunakan rumus berikut
contoh perhitungan
jadi dari type2 moving average di atas mana yang paling akurat untuk digunakan ?? jawabannya tergantung dari tradernya. jika selalu trading short term mungkin bisa menggunakan EMA / WMA karena lebih cepat memberikan signal perubahan trend. dan karena perubahan trend yang sangat cepat itu mungkin para trader long term akan lebih memilih SMA/SMMA untuk mengurangi false signal.
This article was originally published in forum thread: Analisa Teknikal - Moving Average started by chandrawg
0 comments:
Posting Komentar